Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jayapura usulkan 20 kampung menjadi pilot project program Smart Village (Desa Cerdas) tahun 2022 yang telah diluncurkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Jayapura, Gustaf Griapon, mengatakan pihaknya telah usulkan 20 kampung (desa) di Kabupaten Jayapura untuk mengikuti program Smart Village atau Desa Cerdas.
Gustaf juga mengapreasi program smart village yang diluncurkan Kemendes PDTT dimana Kabupaten Jayapura merupakan satu – satunya kabupaten di Provinsi Papua yang terpilih menjadi lokasi program Smart Kampung.
“Kami ada dorong ke Kementerian Desa, bahwa sesuai dengan program Smart Village atau Kampung (Desa) Cerdas itu ke Kepala Badan Pengembangan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI,” kata Gustaf dalam keterangan persnya, Kamis (3/2/2022).
“Sementara untuk file pilot project di Provinsi Papua itu Kabupaten Jayapura sendiri yang terpilih untuk kita dorong, sehingga di sini kami usul ada 20 kampung,” ujarnya.
Gustaf mengatakan, di tahun 2022 ini ada 25 kampung yang telah diusulkan, kemudian di tahun 2023 dan 2024 pihaknya kembali mengusulkan masing-masing 20 kampung.
“Jadi di tahun ini ada 20 kampung, kemudian di tahun 2023 kita usul lagi 20 kampung hingga tahun 2024 juga sebanyak. Sehingga di tahun 2025 nanti pemerintah daerah membiayai kampung-kampung yang telah diusulkan menjadi kampung cerdas atau Smart Village,” kata Gustaf.
Beberapa kampung (desa) yang diusulkan Dinas Kominfo bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kabupaten Jayapura diantaranya, Kampung Yokiwa, Kampung Nolokla, Kampung Asei Kecil, Kampung Nendali (Distrik Sentani Timur), Kampung Yoboi, Kampung Sereh dan Kampung Ifar Besar (Distrik Sentani), Kampung Doyo Lama dan Kampung Sosiri (Distrik Waibhu).
“Dari Distrik Sentani Barat kita dorong dua kampung yakni, Sabron Sari dan Maribu. Lalu di Nimboran yang kita dorong itu sebanyak tiga kampung yaitu Gemebs, Pobaim dan Keitemung,” ujarnya.
“Kalau di Nimbokrang itu kita dorong Benyom Jaya I, di Raveni Rara itu ada dua kampung yang kita dorong yaitu Yongsu Desoyo dan Necheibhe, di Depapre kita hanya dorong satu kampung saja yakni Tablasupa. Sedangkan di Distrik Yapsi kita dorong Ongan Jaya dan Bumi Sahaja. Itu 20 kampung yang kami usulkan bersama DPMK,” jelas Gustaf.
Dijelaskan, indikator dari program smart vilage sebenarnya diambil dari indikator kampung mandiri.
“Syarat kampung-kampung yang kita usul untuk mengikuti program Smart Village atau Kampung (Desa) Cerdas itu harus ada aliran listrik, jaringan Telkomsel, kemudian aliran listrik dari PLTA atau PLTU itu yang kita usulkan atau masukkan ke Kemendes PDTT RI,” ujarnya.
“Ia berharap, kedepan kampung-kampung yang diusulkan mendapatkan atau mengikuti program ini dan berhasil menjadi Desa Cerdas dapat membagi ilmunya kepada kampung-kampung lain di sekitarnya,”