Jakarta – Aksi kekerasan yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua atau TPNPB OPM terhadap tenaga kesehatan (nakes) di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang Papua ikut menjadi perhatian dari Komnas HAM perwakilan Papua.
Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua Frits Ramandey pun menilai kekerasan yang dilakukan oleh KST Papua ini telah melanggar HAM.
“Bahkan tindakan mereka bisa dikategorikan sebagai kelompok bercirikan teroris,” katanya
Hal senada juga disampaikan oleh Staf ahli Watimpres, Sri Yunanto. Ia menjelaskan bahwa jika merujuk pada pengertian teroris menurut Undang-Undang nomor 5 tahun 2018, KST Papua ini sudah masuk ke dalam kriteria teroris.
Secara teori, sebuah kelompok dikategorikan sebagai kelompok teroris apabila memenuhi beberapa indikator. Di antaranya yaitu menggunakan kekerasan sebagai strategi utama, menolak negosiasi, menyebar teror dan propaganda palsu serta menyerang warga sipi.
“Berdasarkan indikator tersebut, KST Papua dapat dikategorikan sebagai kelompok teroris karena dapat dilihat gerakannya mereka menyerang warga sipil, menolak proses dialog, merusak obyek vital umum, dan menyebabkan ketakutan,” ujarnya
Kekejaman KST tentu sudah dikategorikan sebagai pelanggaran HAM berat. Penyebabnya karena mereka bukan kali ini saja melakukan penembakan ke masyarakat sipil. KST berkali-kali menyerang warga, mulai dari yang berstatus sebagai tukang ojek, murid, hingga guru. Modusnya sama, yakni menuduh mereka sebagai mata-mata aparat, padahal bukan.
Masyarakat sipil yang ditembak tentu tak bisa melawan karena tidak punya senjata untuk membela diri. Oleh karena itu wajar jika KST dianggap melanggar HAM, karena melakukan pembunuhan tentu sebuah tindakan tak terpuji dan melanggar aturan. Mereka terancam hukuman 20 tahun penjara atau kurungan seumur hidup.
Masyarakat Papua sendiri juga setuju ketika KST didakwa atas kasus pelanggaran HAM. Penyebabnya karena mereka tidak bisa beraktivitas dengan normal gara-gara ancaman KST. Apalagi sebagian korban yang ditembak adalah warga Papua sendiri, sehingga mereka memperlihatkan kekejaman karena membunuh saudara sesukunya sendiri.