Kapolda Papua Irjen Pol. Paulus Waterpauw menyebut beberapa asrama mahasiswa Papua di Indoensia yang masih di huni oleh mahasiswa abadi yang berkedok Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).
Mereka, kata Kapolda, melakukan propaganda kepada mahasiswa-mahasiwa baru. Yang buntutnya, para mahasiswa baru tersebut, ikut dengan apa yang disampaikan AMP karena dianggap senior.
“ AMP ini melakukan propaganda melawan negara. saya mau katakan bahwa mereka (AMP-red) sudah melakukan propaganda kepada para mahasiswa-mahasiwa baru yang ingin menempuh pendidikan. Akhirnya, karena mereka (mahasiswa baru), maka ikut saja apa yang sudah dikatakan oleh seniornya,” kata Kapolda.
Untuk itu, Kapolda mengatakan, Pemerintah Provinsi Papua harus berperan aktif, untuk menertibkan hal ini. Sebab pemerintah yang mengeluarkan biaya kepada anak-anak Papua menimba ilmu di beberapa wilayah di Indonesia
“Pemerintah Daerah berkewajiban menertibkan ini, pemerintah daerah yang berkolaborasi dengan pemerintah Pusat,”kata Kapolda.
Kapolda membeberkan, Kepolisian mengikuti perkembangan AMP, bahkan sebagain besar para anggotanya tergabung dalam KNPB yang selanjutnya berhubungan dengan klasifikasi jabatan yang bernaung dibawah ULWP.
“Kami ikuti dari awal siapa yang membentuk AMP. Apalagi dulu kita pernah dengar yang namanya AMPTI, dan mereka ini juga adalah aktor-aktor yang tergabung dalam KNPB yang kemudian ada hubungan dengan klasfikasi jabatan untuk duduk atau bernaung di ULMWP,” katanya.
Waterpauw mencontohkan kasus rasisme di Surabaya tahun lalu, dimana Gubernur Papua dan Ibu dilarang masuk ke dalam asrama mahasiswa.
“Kedua tokoh Papua tersebut malah disuruh pullang. Bahkan, ibu Yulce Enembe sampa dilempari dengan pasir. Mau jadi apa generasi emas Papua kedepannya? Orang yang berjuang untu mengeluarkan dan beasiswa untuk mereka kuliah malah disuruh pulang bahkan dilempari. Ini sudah cukup keterlaluan,” ujarnya.
Untuk itu, Waterpauw berharap, pemerintah Provinsi Papua bisa dengan tegas melakukan penertiban seluruh asrama yang ada di luar Papua. Hal ini dilakukan guna menyelamatkan generasi emas Papua di masa yang akan datang.