Jangan Euforia, Tetap Patuhi Prokes dan Vaksinasi Untuk Cegah Gelombang Ketiga Covid-19

by Redaksi

Jakarta – Indonesia mampu mengatasi lonjakan kedua pandemi COVID-19 pada Juli 2021 lalu. Hal ini terbukti dengan terus menurunnya kasus yang minggu ini telah berlangsung selama 11 minggu berturut-turut. Serta sejumlah kebijakan yang diterapkan pemerintah telah berhasil menekan kasus dalam lonjakan kedua yang berlangsung dalam kurun waktu 2 bulan.

Kendati demikian, menurut Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman bahwa ada perkiraan serangan Covid-19 yang ketiga, akan terjadi pada akhir tahun 2021. Dalam artian, jangan tenang dulu ketika ada penurunan kasus Covid, karena bisa saja ada lonjakan lagi. Memang biasanya pada suatu kurva yang melandai bisa tiba-tiba naik.

Lonjakan kasus tersebut bisa terjadi karena mulai adanya pelonggaran PPKM, dan sayangnya hal ini disalahgunakan oleh masyarakat. Mereka mulai melakukan mobilitas tinggi, dan ketika tidak menaati protokol kesehatan, bisa berpotensi terjangkit Covid-19. Padahal jika 1 saja yang tertular virus Covid-19, amat berbahaya, karena bisa menularkannya ke seluruh anggota keluarga.

Oleh karena itu kita wajib divaksin agar terlindungi dari Corona dan semoga prediksi serangan gelombang ketiga hanya ada di atas kertas. Jika semua orang tertib dan mau divaksin, maka penularan akan menurun, dan perlahan kita menuju masa bebas dari ancaman virus Covid-19.

Untuk mengantisipasi Corona gelombang ketiga maka tidak usah panik, tetapi naikkan imunitas dan taati protokol kesehatan 10M. Jangan pernah lupa untuk memakai masker, mencuci tangan, dan menaati poin prokes lainnya. Vaksinasi juga wajib dilakukan, agar daya tahan tubuh makin naik dan tidak mudah teserang virus Covid-19.

Merespons prediksi epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman tersebut yang memperkirakan puncak gelombang ketiga Covid-19 Covid-19 akan terjadi akhir Desember 2021 hingga Januari 2022, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Nadia menyampaikan bahwa ada sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk menekan terjadi lonjakan kasus.

Pertama dari sisi edukasi kepada masyarakat. Masyarakat harus terus diberikan edukasi dan pemahaman untuk tetap mewaspadai penyebaran Covid-19.

“Selalu edukasi kepada masyarakat tidak boleh euforia,” kata Nadia beberapa waktu lalu.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI ini pun meminta masyarakat menaati protokol kesehatan. Baik ketika beraktivitas di dalam maupun luar rumah.

Salah satu momentum yang menjadi sorotan adalah liburan akhir tahun. Dikhawatirkan berdampak meningkatnya kasus Covid-19. Merespons kekhawatiran tersebut, pemerintah mendorong masyarakat tetap menjalankan prokes.

Selain itu, menurutnya, testing dan tracing juga harus ditingkatkan sebagai bagian deteksi dini. Termasuk pengaktifan satgas di kantor, pusat perbelanjaan, lokasi pariwisata.

“Apakah nanti ada kebijakan pengetatan atau pelarangan ini terus dimonitor sesuai perkembangan situasi,” lmbuh dia.

Artikel Terkait

Leave a Comment