Jakarta – Keputusan Presiden Joko Widodo yang menetapkan biaya tes COVID-19 dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) maksimal sebesar Rp 275 ribu di Pulau Jawa dan Bali serta Rp 300 ribu di provinsi lainnya mendapat apresiasi positif dari Ketua Sahabat Indonesia Maju (SIMA) Kris Tjantra.
“Langkah presiden dalam menetapkan tarif maksimal pemeriksaan virus SARS-CoV-2 dengan mendetekai DNA virus atau dengan metode PCR sudah sangat tepat. Jika hal ini tidak diatur dalam instruksi presiden maka masyarakat yang akan bepergian khususnya dengan mempergunakan pesawat akan semakin terbebani dengan biaya tes PCR yang terbilang tinggi,” kata Kris.
Menurut Kris, ditetapkannya harga tertinggi tes PCR seharusnya juga berlaku bagi harga alat-alat kesehatan atau alkes maupun harga obat-obatan yang terkait dengan upaya untuk meredam penyebaran virus corona.
“Jika dibiarkan, pemerintah sama saja memperbolehkan mafia-mafia tes PCR, alat-alat kesehatan juga obat-obatan menikmati kesengsaraan yang dirasakan oleh sebagain besar masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara terjangkau,” tegas Kris.
Sementara itu, epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr Yudhi Wibowo mengatakan penurunan tarif tertinggi tes cepat reaksi berantai polimerase (real time polymerase chain reaction/RT-PCR) menjadi Rp 275 ribu per orang perlu diapresiasi.
“Keseriusan pemerintah menurunkan harga tes PCR Rp 275 ribu untuk Jawa dan Bali dan Rp300 ribu untuk luar Jawa dan Bali perlu diapresiasi, ini merupakan kebijakan yang sangat tepat,” katanya
Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan akan makin mempermudah masyarakat untuk mengakses RT-PCR dengan harga yang terjangkau.
“Harapannya tentunya bukan hanya harga yang turun tapi juga hasilnya akan makin cepat keluar,” katanya.
Sementara itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Dr Slamet Rosyadi juga mengatakan kebijakan penurunan tarif RT-PCR merupakan langkah yang tepat.
“Hal ini tidak saja akan mengurangi beban masyarakat yang membutuhkan tes PCR, tetapi juga dapat meningkatkan tracing dan testing dalam skala yang lebih luas.
Menurutnya, dengan harga RT-PCR yang semakin terjangkau maka diharapkan akan ada kesadaran dari masyarakat untuk melakukan testing mandiri. Dia juga berharap penurunan RT-PCR akan tetap dibarengi dengan kecepatan dan ketepatan pemeriksaan serta ketelitian informasi.
“Selain itu kebijakan penurunan harga ini juga diharapkan terus disosialisasikan ke seluruh lapisan masyarakat,” katanya.