
Jakarta – Merebaknya varian Omicron yang lebih menular berpotensi memicu gelombang ketiga penularan Covid-19 di Indonesia. Meski tingkat keparahannya lebih rendah dibandingkan varian Delta, penyebaran Omicron tetap perlu diantisipasi dengan melindungi kelompok rentan seperti warga lanjut usia, penderita komorbid atau penyakit penyerta, serta ibu hamil menyusui dan anak-anak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa lonjakan kasus akibat varian B.1.1.529 atau Omicron berbahaya bagi kelompok rentan. Pimpinan Teknis Covid-19 WHO, dr Maria Van Kerkhove, menyatakan kekhawatirannya orang-orang menganggap remeh varian Omicron karena gejala yang ditimbulkan umumnya tidak terlalu parah. Apalagi, cakupan vaksinasi saat ini sudah cukup tinggi. Ia mengingatkan, kelompok rentan sangat diperhitungkan dalam penanganan pandemi.
“Jadi, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah Omicron lebih parah atau tidak, tetapi kami memiliki beberapa laporan awal bahwa itu tidak terlalu parah. Sekarang, jangan tertipu. Bahkan jika kita memiliki virus yang menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, virus ini dapat menyerang populasi yang rentan,” ujar Maria
“Dan kami tahu orang-orang dengan kondisi yang mendasarinya, orang lanjut usia, jika mereka terinfeksi varian SARS-CoV-2, termasuk Omicron, mereka berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah,” kata Maria.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengkhawatirkan, kondisi Indonesia akan seperti Amerika Serikat (AS), di mana varian Omicron banyak menyerang anak-anak di bawah usia 6 tahun yang belum divaksin.
Pemerintah harus segera mempersiapkan pelayanan kesehatan untuk anak di bawah 6 tahun, kelompok rentan dan lansia. Apalagi cakupan vaksinasi dosis dua atau lengkap masih belum mencapai target.
Untuk itu, Miko mengajak masyarakat yang belum divaksinasi segera melakukan vaksinasi. Pasalnya, situasi pandemi ini sama halnya dengan situasi perang yang semuanya darurat. “Jadi vaksinasi ini harus mencakup seluruh rakyat Indonesia dan jangan sampai ada yang menolak vaksinasi. Menurut saya yang menolak vaksinasi ini sangat tidak pintar,” ucapnya.
Miko menegaskan, jika masih ada sebagian masyarakat yang tidak divaksinasi, maka pandemi Covid-19 di Indonesia tak akan pernah selesai.