Pembumian Pancasila sebagai Langkah Tepat dalam Mencabut Radikalisme

by Redaksi

Oleh: Ach Sayuthi

Founder Bahtera Bangsa Indonesia (BBI)

Ketua Umum Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia (FKMTHI) 2018-2021

Begitu berbahayanya virus radikalisme ini, tentu harus kita pahami bersama. Misalnya saja mana kala menjumpai ataupun mendapat informasi bernuansa provokatif, propaganda, dan adu domba harus segera bertindak, lawan, dan lapor! Jangan, sampai virus radikalisme seperti itu dibiarkan berkeliaran menjangkiti masyarakat luas. Ingat, yang kita perangi saat ini tidak hanya virus Covid-19, akan tetapi juga pandemi virus radikalisme.

Sebagai bangsa yang berideologi Pancasila, satu-satunya jalan terbaik sebagai antibodi dari serangan virus radikalisme dengan lima sila, Pancasila. Tentunya melalui pengamalannya dalam sendi-sendi kehidupan berkebangsaan. Pancasila harus menjadi pedoman budaya laku dalam meniti jalan hidup bernegara sekaligus membendung arus radikalisme.

Kalau kita kuliti lembaran sejarah, Soekarno berkali-kali mengemukakan bahwa Pancasila ialah konsepsi ideal yang merangkul seluruh lapisan masyarakat, golongan, ras, dan agama menuju persatuan Indonesia yang mapan. Bapak proklamator berpendapat bahwa Islam tidak dijadikan sebagai dasar negara (formeel verklaring) di Indonesia, karena yang dipentingkan Islam bukan formeel verklaring. Namun, api ke-Islaman betul-betul harus selalu menyala di dalam dada umat (Lubis, 2010). Konsepsi Islam tidak perlu disematkan secara artifisial dalam sampul fisik yang nampak. Namun, hal yang paling penting adalah dinyalakan melalui nilai (value) isinya yang terkandung.

Selanjutnya, Gus Dur juga dengan penuh keyakinan beranggapan bahwa pemerintahan yang berideologi Pancasila termasuk dalam kategori “negara damai” (dar al-Sulh). Pancasila melalui slogannya “Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Itu artinya, bahwa meskipun masyarakat Indonesia sangatlah plural baik dari segi agama, suku, bangsa, dan bahasa, tetapi mereka diikat dan disatukan oleh sebuah common platform, landasan hidup bersama yakni Pancasila.

Untuk membendung aliran deras virus radikalisme, Pancasila harus selalu diaktualisasikan dalam segala sendi kehidupan, baik kehidupan nyata maupun dunia maya. Radikalisme dan turunan seperti Ekstremisme, Takfirisme, dan Wahabisme jelas menjadi sebuah ancaman besar bagi ketahanan keutuhan bangsa. Dunia maya baik itu internet ataupun medsos yang saat ini dibanjiri oleh konten-konten radikal harus kita harus kita lawan dengan konten-konten deradikalisasi.

Spirit Pancasila yang telah memetakan kemajemukan masyarakat Indonesia dalam payung persatuan harus selalu kita digelorakan. Kemudian goodwill dari pemerintah berupa pematangan strategi pemutakhiran dan pengamalan Pancasila semurni-murninya pada seluruh lapisan masyarakat harus dijalankan. Pasalnya, ketegasan pemerintah dalam menyikapi organisasi-organisasi penebar radikalisme sejatinya ialah salah satu kunci untuk memutus mata rantai penularan virus radikalisme.

Oleh karenanya, ada beberapa cara mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berkebangsaan. Pertama, implementasi objektif yakni melaksanakan Pancasila ini dalam setiap aspek penyelenggaraan negara baik eksekutif, yudikatif, maupun legislatif serta dalam hubungan kehidupan dengan negara lain. Seluruh kehidupan Pancasila, asas politik, dan kedaulatan rakyat serta tujuan negara harus berdasarkan nilai spiritualitas Pancasila. Penyelenggara negara tersebut juga harus bersenergi melalui peranannya masing-masing dalam rangka menangkal berbagai gempuran virus radikalisme.

Kedua, implementasi subjektif yakni Pancasila dilaksanakan dalam nafas kehidupan setiap warga negara Indonesia tanpa terkecuali baik itu kehidupan pribadi, keluarga maupun bermasyarakat dan bernegara, termasuk dalam jihad melawan radikalisme. Implementasi ini sangat ditentukan oleh kesadaran, ketaatan, dan integritas kolektif dalam mengamalkannya. Karenanya, Pancasila harus dipahami, diresapi, dan dihayati sebagai nilai-nilai moral yang ada dalam masyarakat.

Oleh karena itu, sebagai insan yang mengaku bangsa Indonesia, patut dan wajib bagi kita untuk mengokohkan benteng Pancasila dengan berusaha mengerti, paham, dan menghayati serta mengaktualisasikan melalui pengamalan Pancasila dalam kehidupan berkebangsaan. Kita adalah bangsa yang tangguh, dan punya ideologi tangguh, Pancasila. Dan Pancasila ini adalah antibodi dalam menangkis serangan virus radikalisme.

Selain itu, dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara nyata tentu kunci suksesnya adalah dengan bersatu antara elemen pemerintah dengan segenap rakyat Indonesia. Dan selama kita solid dan bersatu, sedahsyat apapun kekuatan lawan tak akan mampu mencerai berai kita. Oleh karenanya, mari kita lawan segala bentuk virus radikalisme, termasuk varian baru yang sudah mulai menyasar di ruang-ruang virtual. Mereka adalah penjahat bangsa yang patut dilenyapkan dari bumi pertiwi ini.

Artikel Terkait

Leave a Comment